MENGUNJUNGI SUKU TOROWAR DI WONDAMA PAPUA BARAT
Deskripsi :
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman suku, namun banyak suku pedalaman di Indonesia yang terisolasi dari dunia luar, salah satunya adalah suku Torowar.
Torowar adalah nama suku salah satu suku terasing di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Indonesia.
Suku Torowar masih terisolasi dari dunia luar. Dalam pengertian konsep secara harafiah, suku terasing adalah komunitas suku yang hidup di pedalaman yang mempunyai segala keterbatasan.
Suku Torowar berada di pedalaman Kabupaten Teluk Wondama, puluhan tahun yang lalu suku ini masih sangat primitif, sulit dijangkau, dan belum dikenal dunia luar. Hingga awal abad ke-21, suku ini dicapai dengan berjalan kaki selama empat hari 3 malam dari desa Wombu, dan sejak tahun 2022 pemerintah telah berhasil membangun jalan penghubung.
Suku ini belum dikenal masyarakat luas, mereka mempunyai budaya membangun rumah adat yang berfungsi sebagai tempat berkumpul, tempat makan bersama, tempat pesta dan tempat ritual adat lainnya.
Mereka memilii kemiripan adat dan budaya dengan Suku Mairasi yang juga terdapat di pedalaman Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana.
Suku Torowar masih menggunakan cawat yang terbuat dari kulit kayu khusus yang mereka jadikan pakaian adat untuk menutupi bagian tubuh tertentu dan masih banyak budaya dan adat istiadatnya yang masih tersembunyi dan masih menjadi misteri.
Ratusan bahkan mungkin ribuan tahun silam suku ini mendiami sebuah bukit di tengah Hutan Papua yang disebut Anggut atau Anggut Nanggawo di Gunung Uryo, setelah itu sekitar 100 tahun yang lalu mereka turun ke sebuah lembah di tengah hutan Papua yang disebut Undurara. Mereka membuka lokasi tersebut hingga sekitar tahun 1996, ketika agama kristen masuk ke Undurara, kemudian mereka menetap di Undurara hingga sekitar tahun 2005, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama membuka Undurara menjadi sebuah desa dan mereka tinggal di sana hingga sekarang.
Meski Undurara sudah menjadi sebuah desa, namun kehidupan mereka masih memegang teguh adat dan budayanya. Kepemimpinan suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku masih ada sampai sekarang dan berjalan bersama-sama dengan kepala pemerintahan desa. Bahkan terdapat tempat pemakaman khusus kepala suku dan keturunannya yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Masyarakatnya sebagian besar masih tinggal di tengah hutan, hanya sebagian kecil yang menetap dan tinggal di Desa Undurara dan hanya sedikit anak yang disekolahkan oleh pemerintah desa di kota.
Suku Torowar tidak menyebar ke desa lain, satu-satunya desa mereka adalah Desa Undurara di Pedalaman Wondama. Suku Torowar terdiri dari 1 marga asli yaitu Uryo yang diambil dari nama sebuah gunung di belakang desa Undurara. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Torowar.
Suku Torowar mempunyai kekayaan budaya yang unik dan khas, alamnya yang luas dan masih alami juga menjadi habitat alami berbagai hewan dan tumbuhan endemik Papua. Kawasan ini sebagian besar ditutupi oleh hutan hujan tropis yang indah, menjadikannya tujuan wisata yang sangat baik untuk melihat tumbuhan dan hewan tropis khas Papua. Hutan hujan tropis ini merupakan habitat alami Burung Cendrawasih Dua Belas Kawat, Burung Cendrawasih Kuning kecil, Burung Cendrawasih Raja, Toowa Cemerlang, Taun-taun, Kumkum, Raja Udang Langit Biasa, Udang Raja Paruh Kuning, Kakatua Putih, Merah Kakatua, Nuri dan masih banyak lagi. masih banyak lagi Spesies Umum dan Endemik yang belum terdeteksi satu per satu.
Anda bisa menikmati pengamatan burung di desa atau di sepanjang jalan. Babi hutan, rusa, kuskus, lao-lao tanah, tahi lalat, ular, soa-soa, bunglon, penyu dan kupu-kupu juga dapat ditemukan. Selain itu budayanya yang masih unik dan khas juga menjadi favorit tersendiri.
Paket tour 7D/6N :
Day 1
Wisatawan Berangkat dari pelabuhan angrem Kota Manokwari menuju kota wasior Kabupaten Teluk Wondama, wisatawan tiba di wasior kemudian dijemput dan diantar ke penginapan
Kapal Express di Pelabuhan Wasior Photo : Eky Sawaki |
Day 2
Melakukan perjalanan dari kota wasior menuju kampung undurara, Wisatawan tiba di undurara suku torowar lalu dejumput dengan prosesi adat penyambutan, melakukan pertemuan singkat dengan kepala kampung, kepala suku dan masyarakat, makan bersama dari bahan makanan lokal diiringi dengan nyanyian tradisional. berjalan keliling melihat kampung dengan konstruksi rumah tradisional dan aktivitas masyarakat.
Prosesi penyambutan dan makan malam di undurara, photo: Eky Sawaki |
Day 3
Wisatawan berjalan keliling kampung dipagi hari, mendengar dan melihat berbagai macam jenis burung yang berkicau di pagi hari, melihat burung surga kuning kecil, melihat burung surga dua belas antena.
Melihat aktivitas berkebun dan wisatawan diajak memanen hasil kebun. memasak dan makan bersama.
Wisatawan Jerman Menikmati beberapa atraksi wisata di undurara |
Day 4
Melihat aktifitas berburu mencari binatang atau memasang ranjau (jerat), mencari ulat kayu, Wisatawan sekaligus belajar memanah dengan peralatan panah tradisional, Menemui orang suku torowar di hutan.
Melihat cara menjahit noken, cara menjahit tikar dan gelang gelang dari bahan lokal, melihat cara membuat pakaian (cawat) dari bahan kulit kayu, belajar bermain tifa, melihat tempat pembakaran sisa sisa makanan dan melihat aktivitas lain masyarakat di sore hari.
Day 6
Sarapan pagi bersama, pengambilan foto bersama, wisatawan diantar dengan prosesi adat ke kendaraan yang ditumpangi, wisatawan kembali ke kota wasior.
Day 7
Wisatawan Berangkat kembali ke kota manokwari papua barat.
Peta
Untuk sampai di Kampung Undurara suku Toro bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dari kota Wasior. Disana tidak ada kios, jika anda ingin melakukan perjalanan ke sana maka disarankan membeli keperluan logistik di wasior.
Jika anda ingin ke undurara dan membutuhkan pemandu, bisa menghubungi kami melalui email : echletusjefry@gmail.com atau WA +62 8124891154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar