Translate

Rabu, 25 Januari 2023

Pengamatan Burung dan Satwa Liar di Pegunungan Wondiboi Wondama

Wondiboi Mountains, Photo Eky Sawaki

Pengamatan burung  dan satwa liar adalah sebuah kegiatan yang banyak disukai wisatawan. Salah satu tempat yang sudah terkenal di dunia adalah Pegunungan wondiboi, namun atraksi pengamatan burung dan satwa liar lainnya belum dikenal di dunia.

Bowerbird nest, photo Eky sawaki

Pegunungan wondiboi bisa menjadi tempat pendakian favorit bagi para wisatawan pencinta alam dari seluruh dunia yang ingin melihat tumbuh-tumbuhan dan hewan endemik Papua.

Bowerbird nest, photo Eky Sawaki

Terletak di Teluk wondama atau semenanjung wandammen, pegunungan womdiboi dapat dijangkau dengan mudah dengan berjalan kaki dari tempat dimana wisatawan tinggal. Di pinggiran gunung dan lereng Pegunungan wondiboi, wisatawan bisa melihat berbagai jenis burung seperti burung Cendrawasih, kakaktua putih, taun taun/rangkong, kakaktua raja, nuri,  dan lain lain.

Birds in Wondiboy Mountains, photo : Eky Sawaki

Pada ketinggian diatas 1000 mdpl, wisatawan juga dapat melihat burung bower bird, blue grey robin, white faced robin, hooded pitohui dan masih banyak burung endemik papua lainnya.

Birds in wondiboi montains, photo Eky sawaki

Selain itu wisatawan bisa menemukan kus kus, kuskus ekor kait, kangguru tanah kecil atau walabi hutan, kangguru pohon kelabu (dendrolagus inustus), sejenis kangguru pohon vogelkop wondiwoi (dendrolagus ursinus) yang baru saja kami temukan pada minggu, 15 januari 2023.

Dendrolagus Ursinus

Jika beruntung maka bisa menemukan hewan misterius kangguru pohon wondiwoi atau dalam bahasa inggrisnya wondiwoi tree kanggaroo (dendrolagus mayri) yang sampai saat ini juga kami belum menemukannya.


Perlu diketahu bahwa wondiwoi tree kanggaro (dendrolagus mayri) pertama kali ditemukan pada tahun 1928 oleh ahli biologi evolusi legendaris asal Jerman Ernst Mayr dan hewan misterius ini menghilang dari alam liar selama 90 tahun lalu kembali diemukan untuk kedua kalinya oleh ahli botani amatir inggris Michael Smith pada tahun 2017 lalu. Disamping itu,  wisatawan bisa menemukan berbagai macam serangga yang berwarna-warni, serta kupu-kupu yang hidup dan terbang di antara daun-daun di hutan hujan tropis ini.

Cuccua in wondiboi forest, photo Eky Sawaki

Pegunungan Wondiboi terdapat berbagai jenis burung surga atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah birds of paradise memiliki peranan yang sangat penting dalam ekosistem hutan tropis (rainforest). Burung-burung ini adalah penyebar biji dari berbagai jenis pohon yang ada di hutan. Buah yang dimakan  makan kemudian diterbangkan hingga berkilo-kilo meter jauhnya lalu dijatuhkan lewat kotoran atau paruh mereka. Oleh karena itu, burung surga dan semua jenis burung di Pegunungan wondiboi dan seluruh wondama patut diberi penghargaan dan dilindungi karena tugas mereka yang mulia itu.

Lesser Bird of Paradise, Eky Sawaki Photo

Berikut tempat strategis yang memudahkan akses wisatawan menuju pegunungan wondiboi adalah Kampung Ramiki dan Wondiboi. Perjalanan dari pusat kota wasior menuju dua kampung ini membutuhkan waktu 10 dan 15 menit menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Di kampung Ramiki maupun wondiboi, wisatawan dapat melakukan aktivitas berjalan kaki mendaki gunung wondiboi.

Kowi Hill in Wondiboi Forest, photo Eky Sawaki

Selain mengamati berbagai jenis burung, satwa liar dan unggas, wisatawan dapat juga mempelajari herbal medicine. Disepanjang jalan wisatawan dapat menemukan berbagai macam jenis tumbuhan hutan yang biasanya oleh masyarakat lokal dijadikan sebagai obat obatan dalam pengobatan tradisional.

Sebagai pemandu wisata, kami sering mengantar wisatawan ke pesisir pantai, pulau pulau maupun ke hutan, di hutan biasanya kami menginap di dalam hutan selama 4 sampai 5 hari dengan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.


Di dalam hutan, tidak ada hotel mewah, yang ada adalah base-camp sederhana dibangun khusus untuk wisatawan pengamat burung dan satwa liar. Untuk penerangan di malam hari, senter atau rechargeable lamp bisa digunakan. Agar wisatawan bisa tidur dengan nyaman, kami biasanya membawa tenda dome, terpal, serta peralatan masak dan makan-minum. Lokasi perkemahan biasanya kami bangun di pinggir kali.

My baecamp in Ramiki forest, photo Eky sawaki

Berbagai kegiatan wisata menarik lainnya adalah hiking di sepanjang sungai yang menjadi tempat hidupnya katak, serta berbagai satwa endemik Pegunungan Wondiboi.

Photo Eky Sawaki

Suhu udara di pegunungan wondiboi cukup dingin di malam hari. Oleh karena itu, wisatawan disarankan membawa pakaian tebal agar bisa merasa hangat saat tidur nanti. Selain pakaian, bahan makanan juga tidak tersedia di sana seperti beras, roti, dan sejumlah makanan kaleng dan snack ada baiknya dibeli dari kota supaya wisatawan bisa memakannya di sana. Bahan makanan lokal pun demikian antara lain betatas, singkong, pisang dan sayur-sayuran bisa dibeli dari penduduk setempat agar dibawa saat mendaki.

Jika Anda tertarik menjelajah dan mengamati burung dan satwa liar di Pegunungan Wondiboi Wondama, Anda dapat menghubungi, Eky Sawaki WA +62 812 4895 1154 atau via email: echletusjefry@gmail.com

Di samping aktivitas pengamatan burung dan satwa liar yang kami lakukan bersama dengan wisatawan di hutan, kami juga memandu wisatawan di malam hari untuk mencari kelelawar, kuskus, tikus dan walabi. Aktivitas ekowisata di hutan ini secara langsung bisa membantu perekonomian warga masyarakat  yang tinggal tidak jauh dari hutan dan juga sekaligus mendukung mereka untuk melestarikan hutan mereka sendiri. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada pembaca agar tidak memburu burung-burung maupun satwa liar Papua untuk dipelihara di dalam sangkar.

Birdwaching in wondiboi mountains

Cara terbaik untuk menikmati keindahan dan mendengar suara kicauannya yang merdu adalah dengan datang langsung ke habitatnya. Dengan berkunjung sebagai wisatawan pengamat burung dan satwa liar ke wondama papua barat, kita membantu masyarakat melindungi satwa burung di hutan sekaligus membantu perekonomian masyarakat.

Local people in Ramiki Forest 

Jika masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi yang positif dari ekowisata pengamatan burung dan satwa liar di hutan maka mereka dengan senang hati akan menjaga hutan hujan tropis yang ada di daerah mereka. Ditulis oleh Eky Sawaki.



Rute penerbangan dari Jakarta dan Denpasar ke Manokwari Lalu ke kota Wasior di Wondama

Tidak ada komentar: