Translate

Rabu, 17 Agustus 2022

Wisata Budaya Minat Khusus di Kabupaten Teluk Wondama

Foto bersama di depan Rumah adat suku torowar

Kampung Undurara di Distrik Naikere Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat adalah salah satu kampung yang layak sebagai destinasi wisata budaya.
Saya pernah melakukan perjalanan ke kampung undurara sebagai pemandu untuk mengantar satu group wisatawan jerman ke kampung undurara suku toro pada Agustus 2022, kami berada di sana selama 4 hari 3 malam, di sana banyak hal baru yang kami jumpai. Kampung yang sangat jauh dari hiruk pikuk kota dan terisolir ini masyarakatnya sangat baik dan ramah kepada wisatawan.
Bagi mereka pertemuan itu adalah pertama kali mereka bertemu dengan orang berkulit putih (Wisatawan Jerman) dan mereka sangat senang dan berterima kasih bisa dikunjungi wisatawan.

Berikut ceritera kami saat datang dan selama di undurara.
Hari pertama kami tiba dan dejumput dengan prosesi adat penyambutan, kami melakukan pertemuan singkat dengan kepala suku dusun bersama beberapa masyarakat yang ada, kami diterima dengan baik dan oleh mereka kami dihidangi makanan lokal mereka untuk kami makan bersama.

Wisatawan Jerman sedang makan siang di rumah adat suku torowar

Hari ke 2,  karna bertepatan hari minggu, sehingga kami dan wisatawan dapat beribadah bersama sama dengan masyarakat. Setelah ibadah, kami diajak makan siang bersama menu khas suku toro. Prosesi makan siang bersama dimulai dengan penjemputan, karena jarak antar tempat tinggal kami ke rumah adat sekitar 400 meter kami dijemput dengan prosesi dansa adat dan kami diantar menuju rumah adat, di situ kami makan siang bersama.



Sebelum dan sesudah makan kami dihibur dengan nyanyian tradisional suku toro, setelah itu kami membicarakan rencana kegiatan dihari berikutnya sesuai dengan maksud dan tujuan kedatangan wisatawan yang sudah saya muat dalam Itinerary. Setelah itu kami disajikan aktivitas  menjahit tikar, noken dan gelang dari bahan tradisional. Kami lanjut dengan  berjalan keliling kampung untuk  menikmati berbagai macam burung yang berterbangan dan berbagai suara unggas yang seakan menyambut datangnya malam.

Wisatawan jerman di hutan torowar

Hari ke 3, Bersama wisatawan kami berjalan keliling kampung untuk melihat dan menikmati kicauan berbagai jenis burung yang ada, setelah itu bersama masyarakat kami melakukan aktifitas berburu, memasang ranjau (jerat) untuk menangkap binatang di hutan seperti babi, rusa, lao lao, dan juga kami berburu ulat kayu. Hasil buruan yang kami dapatkan dimasak dengan menggunakan peralatan tradisional dan dijadikan sebagai lauk untuk makan siang. Wisatawan sekaligus belajar memanah dengan peralatan panah tradisional. Setelah makan siang, kami mengantar wisatawan untuk melihat burung surga dua belas antena. setelah itu kami pergi menjumpai kepala suku toro, rumahnya tersendiri di hutan sehingga kami perlu berjalan kaki sekitar 1 jam, di sana kami bertemu dengan bapak kepala suku bersama kedua istrinya dan 1 org anak laki laki.

Wisatawan jerman bertemu kepala suku torowar

Setelah bercerita dengan bapak kepala suku, wisatawan diajak melihat kebun dan memanen hasil kebun berupa pisang, jagung, singkong, ubi dan sayuran hutan. Setelah itu kemi pamit dan kembali ke tempat tinggal kami, diantar oleh salah satu dari istri kepala suku dengan membawa hasil panen dari kebunnya kepada kami.
Malam harinya kami berkumpul bersama dengan masyarakat setempat di rumah adat mereka untuk makan bersama sekaligus saling tukar cendera  mata.

Saling tukar cinderamata antara wisatawan jerman dan
kepala suku dusun torowar

Keesokan harinya adalah hari terakhir kami harus tinggalkan undurara dan kembali ke kota. Paginya kami disuruh kumpul bersama dengan masyarakat setempat, kami sarapan lalu dengan prosesi adat mereka dansa dan bernyanyi sepanjang jalan untuk mengantar kami ke mobil yang kami tumpangi dan kami melakukan berjalanan ke kota, mereka pun kembali ke rumah mereka masing-masing.

Tarian Adat Suku Torowar, photo Eky sawaki

Undurara memiliki potensi budaya yang sangat unik dan masih melekat dalam kehidupan mereka menjadi perimadona tersendiri bagi wisatawan pecina budaya. Ini merupan sesuatu yang sangat berharga dan sulit mereka tinggalkan. Selain budaya, undurara juga memiliki potensi berbagai macam jenis burung dan satwa liar. Potensi ini jika dijaga dan dikelola dengan baik maka akan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Hutan suku torowar di kampung undurara

Wilayahnya kebanyakan ditutupi oleh hutan hujan tropis yang bagus, bisa jadi destinasi wisata yang sangat baik untuk melihat tumbuhan dan hewan tropis Papua yang unik. Hutan hujan tropis ini merupakan habitat alami Burung Surga Dua Belas Antena, Burung Surga Kuning Kecil, Burung Surga Raja, Toowa Cemerlang, Taun-taun, Kumkum, Raja Udang Surga Umum, Raja Udang Paruh Kuning, Kakatua Putih, kakatua merah, Nuri dan masih banyak lagi Spesies Umum dan Endemik yang belum terdeteksi satu persatu.

Gadis Jerman di hutan Torowar

Anda bisa menikmati pengamatan burung di dalam kampung maupun sepanjang jalan. Babi hutan, rusa, kus-kus, lao-lao tanah, tikus tanah, ular, soa-soa, bunglon, kura-kura dan kupu-kupu juga dapat ditemukan.

Gunung Jawasi di Hutan Torowar

Untuk sampai di Kampung Undurara bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dari kota Wasior. Disana tidak ada kios, jika anda ingin melakukan perjalanan ke sana maka disarankan membeli keperluan logistik di wasior.

Jika anda ingin ke undurara dan membutuhkan pemandu, bisa menghubungi kami melalui email : echletusjefry@gmail.com atau WA +62 8124891154


Rute penerbangan dari Jakarta dan Denpasar ke Manokwari Lalu ke kota Wasior di Wondama

Rabu, 03 Agustus 2022

Wisata Alam Di Bukit Kowi Gunung Wondiboy


Bukit Kowi adalah sebuah bukit yang berada di hutan Wondiboy pegunungan Wondiboy, dibawah kaki bukit ini terdapat sebuah sungan yg memiliki air terjun dengan ketinggian mencapai 5 meter.

Untuk mencapai bukit Kowi membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai bukit ini dengan trekking menelusuri hutan.

Bukit Kowi dengan ketinggian mencapai 350 m.d.p.l

Pemandangan keindahan alam dari bukit ini tidak perlu diragukan karena sudah pasti sangat indah. dengan berbagai macam suara burung yg menghibur dan unggas lain.

Dibalik bukit ini terdapat sebuah sungai yg indah dan bersih, bisa untuk mandi tetapi juga mengisih kekosongan air minum anda jika stock minum anda habis.

di sekitar  bukit dan sungan ini terdapat banyak ditumbuhi pepohonan, bunga hutan,  Anggrek hutan, pohon pisang raksasa dan Juga bermacam macam Palem Hutan termasuk beberapa jamur hutan.

Bagi anda pecinta Wisata alam, saya rekomendasikan tempat ini sangat cocok.

Untuk wisatawan yang berencana ngunap di atas bukit, dapat mempersiapkan kelengkapan seperti : tenda, matras angin/kasur angin, Hammock dll.

Kontak
Jika Anda tertarik untuk ke tempat ini dan  membutuhkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi
Eky lewat nomor +62 812-4893-

Selasa, 02 Agustus 2022

Trip report Bersama Wisatawan Prancis di Hutan Ramiki Wondama



Berikut cerita kami saat bersama wisatawan prancis pecinta burung dan satwa liar di hutan ramiki. mereka adalah pasangan suami isteri yang memiliki kesamaan hobi.

Hari pertama, wisatawan tiba di dermaga wasior pada malam hari dengan menggunakan kapal Expres bahari, kami menjemptnya dan membawanya Ke Rumah Makan Golden Star salah satu Rumah Makan Mewah di Kabupaten Teluk Wondama. setelah makan kami mengantarnya untuk berbelanja keperluan logistik dan kami kembali ke rumah untuk beristirahat.

Hari ke 2, karena hujan dipagi hari sehingga kami belum bisa masuk hutan, kami menawarkan alternatif lain sambil menunggu redahnya hujan, kami membawa mereka untuk melihat situs bersejarah Batu Peradaban Orang Papua di miei Teluk Wondama, dan kami membawa mereka trekking di sungai rowi untuk melihat berbagai burung hutan yang sering bermain dipagi hari dipinggiran sungai.

Setelah itu kami kembali ke Rumah dan cuaca mulai cerah, kami membawa mereka trekking menelusuri hutan ramiki. Pada ketinggian 600 mdpl dipinggiran sungai ramiki, kami membangun sebuah basecamp sederhana agar kami bisa menginap. dimalam hari kami membawa mereka senter malam untuk melihat berbagai srangga dan satwa liar dimalam hari seperti tikus tanah, kus kus pohon, ular, katak dan lainya.

Hari ke 3, kami trekking maemasuki hutan disekitar basecamp untuk melihat berbagai jenis burung surga yang berkicau dipagi hari seperti Burung cenderawash Kuning Kecil (Lesser Bird of Paradise),  Cendrawasih Raja (King Bird og Paradise), Toowa Cemerlang (Magnificent Riflebird) dan berbagai jenis burung umum lainnya.

Setelah itu kami melanjutkan trekking menelusuri hutan, disepanjang jalan kami menemukan sejenis kumbang yang adalah species khusus Wondiwoi dan juga katak dan berbagai jenis burung.

Kami berjalan sampai sore hari ditengah hutan pinus dan kami membangun sebuah basecamp sederhana lagi untuk menginap. dilokasi basecamp ini kami tinggal selama dua hari. ada berbagai jenis burung yang kami temukan disini, burung surga dataran rendah maupun dataran tinggi dan burung umum lainnya kami temukan disini, kami juga menemukan bekas cakar kanguru pohon di antara pepohonan yang ada, namun sayangnya kondisi cuaca saat itu adalah musim hujan sehingga kami sulit menemukan kanguru pohon. kami juga menemukan tempat minum babi hutan dan rusa.

berikut adalah daftar jenis burung yang kami temukan :

Hari ke 6, kami melakukan perjalanan kembali ke kampung ramiki. di ramiki kami beristirahat dan makan malam bersama.

 Hari ke 7, kami membawa mereka melakukan birding untuk melihat burung pantai, dan juga trekking menelusuri hutan dusun untuk melihat berbagai unggas dan satwa liar serta melihat tempat pemrosesan sagu. Dan disore hari menjelang malam kami melakukan aktivitas bakar sagu kelapa dan makan bersama. mereka juga suka makan papeda dan bia kodok hasil panen dari hutan mangrove di pantai.

Hari ke 8, adalah hari minggu, karena iterinya adalah seorang pengajar di sekolah taman kanak-kanak di prancis sehingga beliau ingin bertemu dengan anak-anak,sehingga kami mengajak mereka ke gereja bertepatan dengan ibdah sekolah minggu, disitu mereka bertemu dengan banyak aanak-anak, mereka turut memberi arahan, nasihat dan pesan kepada anak-anak tentang bagaimana cara menjaga dan merawat alam. Setelah itu kami kembali ke rumah, siangnya kami mengantar mereka ke pantai sanduai salah satu pantai di wasior untuk melihat burung-burung pantai.

Hari ke 9,  kami mengantarkan mereka ke pelabuhan kuri pasai wasior dan mereka berangkat menggunakan kapal Expres Bahari ke manokwari ibu kota provinsi papua barat, dan selanjutnya melakukan perjalanan kembali ke jakarta dan negara asalnya.