Translate

Minggu, 05 Maret 2023

Ritual Penyambutan Tamu dalam Kehidupan Suku Torowar

Bersama wisatawan Jerman di rumah adat suku toro wondama, Foto: Eky Sawaki

Ritual Penyambutan Tamu dalam kehidupan masyarakat suku Toro di Wondama Papua Barat Indonesia.

Penyambutan yang dimaksud di sini adalah penyambutan yang selalu dilakukan kepada orang atau tamu yang baru pertama kali datang dan mengunjungi mereka. Ritual penyambutan ini diawali dengan pemasangan tali hutan yang diikat dari satu pohon ke pohon yang lain dan dibentangkan melintas di tengah jalan masuk ke kampung mereka. Tali hutan yang dibentangkan itu mereka menggantung berbagai rumput dan daun daun hutan. Setelah itu mereka menyediakan parang dan parang tersebut akan diberikan kepada tamu yang hendak masuk. Biasa pimpinan rombongan dari tamu yang hendak masuk yang memegang parang yang diberikan. Parang tersebut digunakan untuk memotong tali yang telah mereka bentang dan melintas di jalan. Setelah tali yang dibentangkan sudah selesai, diantara orang suku toro mereka mengutus salah seorang unduk duduk di bawah tali yang telah dibentangkan dan di pinggiran jalan sebalah kiri dan kanan dipenuhi oleh orang suku yang memegang tifa dan akan bernyanyi mengiringi perjalanan menuju rumah adat dan di sebelah kanan berdiri para ibu-ibu yang memegang bambu, di dalam bambu yang mereka pegang sudah tersedia air yang mereka isi langsung dari sungai di dekat kampung.

Setelah persiapan itu semua suda siap, maka mulailah dengan proses penyambutan yang diawali dengan pemotongan tali oleh salah satu tamu atau katakanlah pimpinan tamu, setelah tali itu dipotong, tamu yang telah memotong tali melanjutkan dengan memegang tangan orang suku yang telah duduk di bawah tali yang dibentangkan tadi, mengangkatnya untuk berdiri.
Setalah itu mereka yang sudah berdiri dengan memegang tifa akan membunyikan tifa dan menyanyi nyanyian tradisional mereka. Para tamu hendak masuk melintas tali itu dan mereka mencuci tangan dari air yang sudah disediakan dalam bambu yang dipegang oleh ibu-ibu, air itu hendak dituang dan setiap tamu maupun semua orang yang ada di situ wajib mencuci tangan termasuk semua orang suku yang ada.

Ritual penjemputan tamu di suku toro, foto: Eky Sawaki

Setelah itu para tamu diantar dengan iringan musik tifa dan nyanyian tradisional menuju rumah adat suku toro. Saat sampai di halaman rumah adat, para tamu akan dikalungkan noken khas suku toro yang dirajut dari bahan tali hutan. Setelah itu setiap orang baik tamu maupun orang suku diwajibkan mencuci tangan untuk kedua kali dan disilahkan memasuki rumah adat.

Ritual memasuki rumah adat suku toro, Foto: Eky Saaki

Dirumah adat mereka memberi kesempatan kepada tamu untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan. Lalu merekapun diskusi untuk mempersiapkan apa yangmenjadi maksud dan tujuan tamu.
Mereka bernyanyi nyanyian tradisional  mereka dengan iringan musik tifa, sementara ibu-ibu menyediakan jamuan makan bersama. Setelah jamuan makan sudah tersedia, tamu bersama orang suka makan bersama. Makanan yang dihidangkan biasanya berupa hasil kebun seperti ubi, singkong, bete, papeda, labu. dengan lauk daging seperti babi, rusa, kasuari, kanguru. Mereka tidak menyediakan piring dan senduk maupun air dan gelas minum seperti biasanya dalam acara pada umumnya sehingga makanan yang ada  hanya dipegang dan disimpan di telapak tangan untuk memakannya. Air minum yang disediakan untuk diminum pun terbatas dalam beberapa gelas saja, namun harus diminum oleh sekian banyak orang yang makan.

Wisatawan Jerman makan bersama dengan suku toro
Foto: Eky Sawaki

Untuk minum air pun harus secara bersamaan, jika ada yang lebih dahulu selesai makan, tidak diijinkan untuk meminum air mendahului yang lain, sehingga mereka yang lebih dahulu selesai makan harus menunggu yang lain, jika semuanya sudah selesai makan barulah air yang disediakan itu bisa diminum. Air yang disediakan untuk diminum itu dapat diminum secara bergiliran dari satu orang ke orang lainnya.
Jika semuanyabsudah selesai, tempat makanan dan tempat minum semunya dikembalikan dan diambil oleh ibu-ibu ke dapur mereka. Untuk mencuci tangan dari air yang tersedia dalam bambu pun menjadi wajib. Sebelum makam dan sesudah makan, semua orang baik tamu maupun orang suku diwajibkan mencuci tangan.

Adat mencuci tangan suku toro, foto: Eky Sawaki

Jika semuanya sudah selesai maka prosesi ritual adat penyambutan tamu dan makan bersama telah selesai, Barulah para tamu maupun orang suku boleh melakukan aktivitas yang lain. Untuk keluar meninggalkan rumah adat pun diwajibkan untuk mencuci tangan.

Gadis Jerman sedang menabu tifa di rumah adat suku toro, foto: Eky Sawaki


Untuk sampai di Kampung Undurara suku toro, bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dari kota Wasior.

Jalan di bukit jawasi menuju undurara suku toro,
Foto: Eky Sawaki

Disana tidak ada kios, jika anda ingin melakukan perjalanan ke sana maka disarankan membeli keperluan logistik di wasior.

Jika anda ingin ke undurara dan membutuhkan pemandu, bisa menghubungi kami melalui email : echletusjefry@gmail.com atau WA +62 8124891154


Rute penerbangan dari Jakarta dan Denpasar ke Manokwari Lalu ke kota Wasior di Wondama


Tidak ada komentar: