Translate

Sabtu, 25 November 2023

Burung Endemik Pegunungan Wondiboy

Endemic birds in Wondiboy Mountains,
Eky Sawaki photo


Pegunungan Wondiboy di Papua Barat, Indonesia, merupakan rumah bagi sejumlah burung endemik yang hanya dapat ditemukan di wilayah tersebut. Berikut adalah beberapa  burung endemik Pegunungan Wondiboy yang pernah kami temukan : 

1. Western Parotia (Parotia sefilata)

Western Parotia (Parotia sefilata) in Wondiboy Mountains,
Eky Sawaki photo

Burung cendrawasih ini memiliki bulu berwarna hitam dan coklat dengan hiasan bulu yang mencolok di bagian kepala dan ekor. Burung jantan dikenal karena tarian khasnya saat berusaha menarik perhatian betina. Burung betina memiliki bulu yang lebih coklat dan tidak memiliki hiasan bulu yang mencolok.

Burung Parotia (Parotia sefilata), adalah spesies burung cendrawasih yang dapat ditemukan di Pegunungan Wondiboy, Papua Barat, Indonesia.


2. Black Sicklebill (Epimachus fastosus)

Balck Sicklebill (Epimachus fastosus) in Wondiboy Mountains,
Eky Sawaki photo

Burung ini memiliki bulu berwarna hitam dengan bulu ekor yang panjang dan melengkung seperti sabit. Mereka memiliki suara yang khas dan sering terlihat di hutan-hutan pegunungan.

Black Sicklebill (Epimachus fastosus) adalah burung yang termasuk dalam keluarga Paradisaeidae, atau burung cendrawasih. Spesies ini ditemukan di sebagian besar Papua Tengah dan wilayah Vogelkop di Papua Barat, termasuk Pegunungan Wondiboy.

Black Sicklebill memiliki ukuran yang cukup besar dengan panjang sekitar 110 cm untuk jantan dan 55 cm untuk betina. Burung jantan memiliki kepala hitam dengan kilauan biru kehijauan dan ungu, sedangkan bagian atas tubuhnya berwarna hitam beludru dengan kilauan ungu. Burung betina memiliki bulu berwarna coklat.

Habitat alami Black Sicklebill adalah hutan pegunungan pada ketinggian antara 1700 hingga 2150 meter di atas permukaan laut. Mereka biasanya ditemukan di hutan dengan vegetasi yang lebat.


3. Vogelkop Bowerbird (Amblyornis inornatus)

Vogelkop Bowerbird (Amblyornis inornatus) in WOndiboy Mountains,
Eky Sawaki photo 


Burung jantan memiliki bulu kecoklatan dengan corak yang tidak terlalu mencolok, namun memiliki perilaku yang menarik saat membangun dan mendekorasi bower mereka. Bower merupakan struktur yang dibangun oleh burung jantan sebagai tempat untuk menarik perhatian betina. Mereka menggunakan berbagai bahan seperti ranting, daun, dan benda-benda berwarna untuk menghiasi bower mereka.

Vogelkop Bowerbird nest, Eky Sawaki photo

Vogelkop Bowerbird, atau juga dikenal sebagai Amblyornis inornatus, adalah salah satu spesies burung bowerbird yang dapat ditemukan di Pegunungan Wondiboy, Papua Barat, Indonesia. Burung ini mendapatkan namanya dari wilayah geografis tempat mereka ditemukan, yaitu Vogelkop, yang merupakan bagian dari Pegunungan Wondiboy.


4. Superb Bird of Paradise (Lophorina superba)

Superb Bird of Paradise(Lophorina superba) in Wondiboy Mountains,
Eky Sawaki photo


Burung Superb Bird of Paradise, atau dalam bahasa Latin dikenal sebagai Lophorina superba, adalah spesies burung yang unik dan menarik. Burung ini terkenal karena tarian kawinnya yang sangat dramatis dan indah. Burung jantan memiliki bulu hitam mengkilap dengan dua mata besar berwarna biru terang di dadanya. Saat melakukan tarian kawin, burung jantan akan membuka bulu-bulunya seperti layar, menampilkan pola mata biru yang mencolok, sementara tubuhnya berputar dan melompat-lompat di sekitar burung betina. Burung ini biasanya ditemukan di hutan hujan pegunungan di Papua, Indonesia dan Papua Nugini. Mereka biasanya hidup sendirian dan memiliki diet yang terdiri dari buah-buahan dan serangga.

Burung Superb Bird of Paradise, atau dalam bahasa Latin dikenal sebagai Lophorina superba, memang dapat ditemukan di Pegunungan Wondiboy Papua Barat Indonesia. Mereka hidup di hutan hujan pegunungan dengan ketinggian antara 1.200 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut.

Selain itu masi banyak jenis burung yang belum sempat saya muat dalam artikel ini.

Pegunungan Wondiboy merupakan salah satu tempat yang populer untuk melakukan pengamatan burung dan satwa liar terbaik. Ada banyak paket perjalanan yang ditawarkan untuk menikmati keindahan alam dan keanekaragaman hayati di daerah tersebut. Selama perjalananmu di Pegunungan Wondiboy, pasti akan ada kesempatan untuk melihat dan mengamati burung-burung eksotis seperti yang burung-burung endemik yang disampaikan. Anda dapat menjelajahi hutan-hutan di daerah ini dan mencari tanda-tanda keberadaan burung ini. Namun, penting untuk diingat bahwa pengamatan burung dilakukan dengan memperhatikan kelestarian alam dan menghormati habitat burung.


Sumber:

- Wondiwoi Tour

- Birding and Wildlife Watching: Paradise Birds that You Can Watch in Papua

- The Ballerina Bird - Western Parotia

- CAGAR ALAM PEGUNUNGAN WONDIBOY - Blogger

- Cagar Alam Pegunungan Wondiboy - Wikipedia bahasa Indonesia

- Indonesia Punya Burung Endemik yang Bisa Menari Seperti Balerina

- Black Sicklebill - Wikipedia

- Black Sicklebill - The Australian Museum

- Black Sicklebills (Epimachus fastuosus) Information | Earth Life

- Vogelkop Bowerbird - BirdLife International

- Vogelkop Bowerbird - Handbook of the Birds of the World

- Vogelkop Bowerbird - Birds of New Guinea

- Vogelkop Bowerbird - IUCN Red List

- Birding in West Papua - Birding Ecotours

 - Kompas.com

- IDN Times

- Faunatis

- EcoNusa

Selasa, 19 September 2023

Pulau Roon: Keindahan Alam & Keajaiban Budaya yang Menggoda di Bawah Bendera Silver Explorer

Wisatawan yang naik kapal Silver Explorer Saat Berkunjung di Kampung Jende Pulau Roon


Pulau Roon, Papua Barat - Pada tanggal 19 September 2023, sebuah armada megah berbendera Bahamas, Kapal Pesiar Silver Explorer, menyapa Pulau Roon dengan gemerlapnya. Tidak tanggung-tanggung, kapal ini membawa bersamanya 94 wisatawan berjiwa petualang dari 11 negara yang berbeda, siap untuk menggeluti pesona eksotis pulau ini. Namun, kunjungan mereka tidak semata-mata bertujuan berlibur, melainkan untuk merasakan dan terhanyut oleh kekayaan budaya dan keindahan alam yang begitu memikat.


Lokasi kunjungan kapal pesiar ini ditekankan pada situs bersejarah yang sangat berharga bagi Pulau Roon, yaitu Gereja Tua Isna Jedi di Yende. Masyarakat setempat, bersama-sama dengan kepala kampung dan kepala distrik, dengan penuh semangat menyambut kedatangan kapal pesiar ini. Mereka membuka pintu sambutan dengan Tarian Bemamun Soren, sebuah tarian laut yang megah, mengiringi para tamu dari kapal ke daratan dengan perahu perang yang menggetarkan jiwa, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan.

Atraksi Tari Bemamun Soren

Kegiatan wisata dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat, dengan pertunjukan tarian daerah yang menakjubkan, termasuk tarian Wefyer, tarian Swanggini, tarian Seruki Sembori, tarian Bemamun Soren, serta atraksi seni Suling Tambur dan proses Togok Sagu yang menghipnotis. Para wisatawan juga diajak untuk menyaksikan secara langsung Alkitab tua dalam bahasa Melayu yang telah berusia lebih dari satu abad, memberikan sentuhan sejarah yang mendalam pada pengalaman mereka.

Namun, daya tarik Pulau Roon tidak hanya terbatas pada budaya, tetapi juga menghadirkan seni lokal dalam bentuk ukiran dan souvenir yang dibuat oleh pengrajin lokal yang sangat berbakat. Mereka membuka jendela keunikan Pulau Roon, memberikan kesempatan bagi para wisatawan untuk membawa pulang kenang-kenangan yang tak ternilai dari pulau ini.

Sovenir Hasil Karya Masyarakat Roon

Kepala kampung Mena, Bapak Simon Wonemseba, menyambut kedatangan kapal pesiar ini dengan penuh semangat, dengan harapan agar para wisatawan yang berkunjung akan menjadi duta Pulau Roon. Ia berkata, "Kedatangan kapal pesiar ke Pulau Roon saya terima bersama masyarakat di sini supaya wisatawan yang datang ke tempat kami bisa menceritakan tempat kami di pulau ini supaya terkenal dan orang bisa berkunjung lagi kesini"

Tak hanya itu, kunjungan kapal pesiar Silver Expedition ini juga mendapatkan dukungan aktif dari Ketua HPI Papua Barat, Matias Rumbruren S.S. Ini menunjukkan peran penting Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dalam mendatangkan pariwisata ke Provinsi Papua Barat. Matias menjelaskan, "Kapal Pesiar Silver Expedition boleh hadir di Pulau Roon berkat lobi dan promosi yang dilakukan oleh DPD HPI Papua Barat."

Dampak ekonomi dari kunjungan kapal pesiar ini juga sangat positif. Echletus JM Sawaki, S.IP, Wakil Ketua DPC HPI Teluk Wondama yang juga adalah Kepala Seksi Promosi Pariwisata di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan  Teluk Wondama,  mengungkapkan bahwa kunjungan ini memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat setempat. Ada kontribusi dari pengelola kapal pesiar kepada masyarakat, transaksi jual beli souvenir oleh wisatawan, dan donasi ke Gereja Isnayedi. Total uang yang berhasil dihimpun mencapai Rp. 35.270.000, ditambah dengan dollar Amerika sejumlah 510 US dollar, dan 58 Dollar Australia. Dampak ekonomi ini secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Yende dan Mena, membuktikan potensi ekonomi pariwisata yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.


Pemerintah provinsi dan kabupaten diharapkan dapat memberikan kontribusi anggaran yang lebih besar untuk promosi, peningkatan kapasitas SDM kepariwisataan di daerah, serta mendukung organisasi profesi seperti HPI dalam upayanya mempromosikan dan mendampingi pelaku pariwisata. jika Pemerintah, Swasta dan Masyarakat serius untuk memajukan pariwisata maka pariwisata akan memberi dampak yang besar bagi pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah. 

Kamis, 31 Agustus 2023

Trip Report Bersama Wisatawan China di Hutan Ramiki Pegunungan Wondiwoi

Vogelkop Bowerbird di Gunung Wondiwoi

Berikut adalah cerita kami saat bersama wisatawan china pecinta burung dan satwa liar di hutan ramiki. 

Day 1

Wisatawan tiba di Pelabuhan Wasior, dijemput dan diantar ke Kampung ramiki untuk beristirahat sejenak lalu kami memulai trekking menelusuri hutan ramiki. Pada ketinggian 600 mdpl dipinggiran sebuah sungai kecil, kami membangun sebuah basecamp sederhana agar kami bisa menginap.

Bersama Wisatawan China di Pelabuhan Wasior

Day 2

Pagi harinya kami menikmati kicauan berbagai burung termasuk cendrawasi kuning kecil (Lesser Bird of Paradise), Cendrawasi kuning kecil betina, toa cemerlang Magnificent Riflebird), cendrawasi raja (King Bird of Paradie)

Setelah itu hari sudah mulai siang, kami melanjutkan perjalanan ke basecamp 2 yang berada di ketinggian 1.250 mdpl, setibanya kami di basecamp 2 hari suda malam, setelah makan malam kami istirahat.

Day 3

Hari itu adalah hari minggu, sehingga kami melakukan doa pagi, kami sarapan dan setelah itu kami melakukan trekking keliling hutan untuk melihat berbagai brung endemik dan satwa liar lain.

Vogelkop Bowerbird di Pegunungan Wondiwoi

Kami juga melakukan trekkng sampai ketinggian 1.500 mdpl untuk mencari beberapa burung endemik dan satwa liar termasuk kanguru pohon wondiwoi. hari suda mulai sore sehingga kami turun kembali ke basecamp 2.

Day 4

Dipagi hari kami trekking sekitar basecamp untuk meilhat berbagai jenis burung yang berkicau dipagi hari, setelah itu kami melakukan trekking kembali menuju ketinggian 1.500 mdpl, pada ketinggian ini kami membangun basecamp sederhana untuk menginap untuk beberapa malam.

New Guinea Volturine Parrot di Pegunungan Wondiwoi

Day 5

Kami trekking keliling untuk melihat berbagai burung endemik dan satwa liar lainnya, kami sampai pada ktinggian 1.700 mdpl. dan kami kembali karna hari sudah sore, kami kembali ke basecamp 3 dan beristirahat.

Superb Bird of Paradise di Pegunungan Wondiwoi

Day 6

Pada pagi hari itu adalah hari terakhir kami harus kembali ke kota, namun karena masi penasaran kami trekking keliling lagi untuk melihat berbagai burung endemik dan satwa liar sampai waktu sudah pukul 12.00 siang, kami kembali ke basecamp dan kami bergegas membawa barang bawaan dan kami trekking kembali ke kampung ramiki. Kami trekking selama 8 jam untuk menembus hutan dan keluar di kampung ramiki dan kami tiba di rumah pada pukul 20.00 (jam 8 malam) waktu setempat. Sesudah di rumah kami makan bersama dan setelah itu beristirahat.

Day 7

Setelah sarapan pagi,  kami mengantarkan wisatawan ke pelabuhan kuri pasai wasior dan wisatawan  berangkat menggunakan kapal Expres Bahari ke manokwari ibu kota provinsi papua barat, dan selanjutnya melakukan perjalanan kembali ke jakarta dan negara asalnya.



Minggu, 09 Juli 2023

Trip Report Bersama Wisatawan Switzerland saat Mengunjungi Suku Torowar di Wondama Papua Barat

Swizerland tourists in the torowar tribe

Day 1
Pada tanggal 27 Juni 2023 Wisatawan tiba di Kota Wasior Kabupaten Teluk Wondama. Wisatawan dijemput dan diantar ke lokasi meeting point, Wisatawan sarapan.
Bersama wisatawan mengunjungi pasar tradisional Iriati untuk berbelanja keperluan bahan makanan.
Melakukan perjalanan menuju Suku Torowar di Kampung Undurara Menggunakan kendaraan 4WD.
Sebelum Kami tiba di kampung undurara ada sebuah jembatan penyebrangan rusak akibat sungainya banjir dan kendaraan yang mengantar kami tidak dapat menyebrangi sungai itu. Kami menunggu sampai malam dengan harapan air sungai itu surut namun harapan kami tidak sampai. Kami pun  menunggu kendaraan yang turun dari kampung undurara arah ke kota namun tidak ada  akhirnya kami memasang basecamp sederhana untuk menginap di pinggiran sungai. Kendaraan yang mengantar kami pun suda kembali malam itu ke kota wasior.


Day 2
Pagi hari wisatawan menikmati keindahan hutan dan sungai yang sedang banjir, kami membawa wisatawan mengunjungi beberapa masyarakat torowar yang tinggal di dekat sungai itu. Wisatawan dapat melihat atraksi pemrosesan sagu secara tradisional dan melihat beberapa pohon sagu dan tepung sagu yang sudah diproses. Wisatawan pun melihat beberapa peralatan berburu milik masyarakat torowar.


Hari suda siang, kami kembali ke basecamp di pinggiran sungai untuk masak, setelah makan datanglah sebuah kendaraan dari Kampung undurara menuju kota, dan kami bertemu di pinggiran sungai itu lalu kendaraan itulah yang kami tumpangi dan dia membawa kami ke kampung undurara suku torowar.
Kami melakukan lapor tiba kepada kepala suku dusun dan kepala kampung.

Day 3
Prosesi penyambutan, wisatawan diantar menuju rumah adat dan kami makan bersama.
Wisatawan berjalan keliling kampung dan melihat aktivitas kehidupan masyarakat.



Day 4
Melihat burung surga 12 antena dipagi hari,


Melihat atraksi berburu, Trekking ke Kebun dan  bertemu kepala suku torowar, makan bersama dan menikmati tembakau/rokok asli suku torowar.

Day 5
Bersama wisatawan menyaksikan proses tipu belut. Trekking ke Sambun bertemu beberapa masyarakat suku torowar yang tinggal di tengah hutan. Melihat cara pasang jerat dan beberapa tumbuhan bahan pembuat noken dari bahan kulit kayu dan tali hutan.


Day 6
Karena bertepatan dengan hari minggu, kami bersama wisatawan kami ibadah bersama dengan masyarakat lokal. Dan setelah itu tidak ada aktivitas sehingga kami manfaatkan waktu itu untuk beristirahat.


Day 7
Bersama wisatawan melakukan mancing ikan di sungai, mengunjungi mama suku dan melihat kebun dan cara memanen hasil kebun.


Day 8
Melihat proses pembangunan rumah sederhana dengan bahan lokal oleh orang suku torowar


Day 9
Proses pengambilan atap, menjahit atap, proses mengambil kulit kayu yang digunakan sebagai lantai rumah dan proses memasang atap rumah.


Day 10
Melihat beberapa aktivitas masyarakat dan Menyaksikan prosesi penjemputan beberapa masyarakat yang telah pulang berburu dari hutan. Dan dilanjutkan dengan acara pengucapan syukur secara adat dengan proses toki tifa dan bernyanyi dari malam hingga pagi.


Day 11
Melihat proses memotong daging yang sudah diasap dan pembagian daging,  melihat cara memasak secara tradisional, melihat cara masyarakat suku torowar menganyam noken, tikar dan lainnya. Makan bersama Dan melihat proses pembakaran tulang-tulang binatang hasil buruan yang dibakar pada tempat yang sudah disediakan.


Day 12
Kami melakukan acara foto bersama, dilanjutkan dengan prosesia toki tifa untuk mengantar wisatawan ke kendaraan yang ditumpangi. Wisatawan kembali ke kota wasior.
Kami sampai di kota wasior dan kami membawa wisatawan ke hotel.


Day 13
Wisatawab beristirahat di hotel.

Day 14
Wisatawan berangkat ke kota manokwari menggunakan pesawat perintis susi air.

Sabtu, 10 Juni 2023

Torowar : Suku Terasing di Wondama Papua Barat Indonesia

Ritual adat penyambutan tamu dalam kehidupan suku torowar sering dilakukan terhadap tamu baru yang pertama kali datang menjumpai mereka
Ritual Penyambutan Tamu di Suku Torowar, Foto Eky Sawaki

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keragaman suku bangsanya, namun banyak suku pedalaman di indonesia yang terisolasi dari dunia luar, salah satunya adalah suku Torowar.

Torowar adalah sebutan nama suku bagi salah satu suku terasing di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Indonesia.

Suku Torowar ini masih terisolir dari dunia luar. Dalam konsep pemahaman secara harafiah, suku terasing merupakan komunitas suku yang tinggal di pedalaman yang memiliki segala keterbatasan.

Seorang Perempuan Suku Torowar, Foto Eky Sawaki

Suku ini belum diketahui oleh masyarakat luas, mereka memiliki budaya membangun Rumah Adat yang dijadikan sebagai tempat berkumpul, tempat makan bersama, tempat berpesta dan tempat ritual-ritual adat lainnya.

Rumah Adat Suku Torowar,

Suku Torowar hingga kini mesih menggunakan Cawat dari bahan kulit kayu khusus yang mereka jadikan sebagi busana tradisional untuk menutupi bagian tertentu dari tubuh mereka dan masih banyak budaya dan adat mereka yang masih tersembunyi dan masih misteri.

Proses Pembuatan Cawat di Hutan Torowar
Photo Eky Sawaki 2022

Ratusan bahkan mungkin ribuan tahun yang lalu Suku ini mendiami sebuah bukit di Tengah Hutan Papua yang bernama Anggut atau Anggut Nanggawo di Gunung Uryo, setelah itu 100 tahun yang lalu setelah mengakhiri perang suku, mereka turun ke sebuah lembah di tengah hutan papua yang bernama Undurara. 

Mereka membuka lokasi ini untuk ditinggal hingga sekitar tahun 1996, masuklah injil agama kristen ke Undurara barulah mereka menetap di Undurara hingga Sekitar Tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama membuka Undurara menjadi Sebuah Kampung dan mereka mendiaminya hingga kini.

Meskipun Undurara sudah menjadi Kampung, namun kehidupan mereka mash tetap berpegang kepada adat-istiadat dan budaya mereka. Kepemimpinan Kesukuan yang dipimpin oleh seorang Kepala Suku pun masih ada hingga kini dan berjalan bersama dengan Kepala Pemerintahan Kampung. Bahkan ada tempat khusus penguburan kepala suku dan keturunannya yang masih tetap terjaga hingga sekarang

Kepala Suku Torowar, Foto Eky Sawaki, 2023

Sebagian besar masyarakatnya pun masih hidup di tengah hutan, hanya sebagian kecil yang menetap dan tinggal di Kampung Undurara dan hanya beberapa anak saja yang oleh pemerintah kampung mereka disekolahkan ke kota.

Suku Torowar tidak menyebar ke kampung-kampung lain, satu-satunya kampung mereka adalah Kampung Undurara di Pedalaman Wondama.

Suku Torowar terdiri dari sekitar 153 jiwa dan 56 Kepala Keluarga dengan satu (1) marga asli yaitu Uryo yang diambil dari nama sebuah gunung di belakang desa Undurara. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Torowar. 

Suku Torowar mempunyai kekayaan budaya yang unik dan khas seperti, ritual penyambutan tamu, makan bersama di rumah adat, nikah adat, budaya mencuci tangan yang rutin dilakukan, ritual pengucapan syukur dan lainnya.

Selain kekayaan budayanya, alamnya yang luas dan masih alami juga menjadi habitat alami berbagai hewan dan tumbuhan endemik Papua. Kawasan ini sebagian besar ditutupi oleh hutan hujan tropis yang indah, menjadikannya tujuan wisata yang sangat baik untuk melihat tumbuhan dan hewan tropis khas Papua. Hutan hujan tropis ini merupakan habitat alami Burung Cendrawasih Dua Belas Antena, Burung Cendrawasih Kuning kecil, Burung Cendrawasih Raja, Toowa Cemerlang, Taun-taun, Kumkum, Raja Udang Langit Biasa, Raja Udang Paruh Kuning, Kakatua Putih, Kakatua merah, Nuri, elang, pitta sordida dan masih banyak lagi  Spesies Umum dan Endemik yang belum terdeteksi satu per satu

Hutan Tropis di Torowar

Anda bisa menikmati pengamatan burung di dalam kampung maupun sepanjang jalan. Babi hutan, rusa, kus-kus, lao-lao tanah, tikus tanah, ular, soa-soa, bunglon, kura-kura dan kupu-kupu juga dapat ditemukan. Selain tu Budayanya yang masih unik dan khas juga menjadi primadona tersendiri.

Bukit Jawasi, Jalan Menuju Suku Torowar

Untuk sampai di Kampung Undurara bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dari kota Wasior. Disana tidak ada kios, jika anda ingin melakukan perjalanan ke sana maka disarankan membeli keperluan logistik di wasior.
Jika anda ingin ke undurara dan membutuhkan pemandu, bisa menghubungi kami melalui email : echletusjefry@gmail.com atau WA +62 8124891154

Selasa, 23 Mei 2023

Gunung Wondiwoi : Dunia Hutan Hujan Papua yang Hilang


Hutan Ramiki di Gunung Wondiwoi, Foto Eky Sawaki

Pegunungan Wondiwoi adalah rangkaian pegunungan yang terletak di provinsi Papua Barat Indonesia. Kisaran ini adalah rumah bagi kanguru pohon Wondiwoi, spesies kanguru pohon yang endemik di papua. Pegunungan Wondiwoi juga merupakan rumah bagi hutan hujan Papua, yang merupakan salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati terbanyak di Bumi. Mulailah dengan merencanakan perjalanan anda, Temukan hutan hujan papua yang hilang dengan keanekaragamannya.

Pegunungan Wondiwoi disebut juga Aisinia Wondiwoi, sesuai istilah bahasa daerah wondama untuknya, juga diibaratkan sebagai raksasa yang sedang tidur, dalam konteks budaya istilah setempat pegunungan wondiwoi di umpamakan sebagai peti pusaka yang menyimpan harta kekayaan alam. Itu juga disebut Dunia Hilang dari Hutan Hujan Papua. Hutan hujan Papua juga disebut sebagai “Tanah Ketenangan Pagi” karena curah hujannya yang konstan dan damai. Demikian beberapa sebutan dan stilah yang dipakai untuk menyebut pegunungan wondiwoi.

Hutan hujan Papua di Indonesia adalah hutan yang paling beragam secara biologis di Bumi. Hutan hujan Amazon, Kongo, dan Andes umumnya dianggap jauh lebih beragam, dengan jumlah spesies yang ditemukan berkali-kali lipat, Kedua hutan hujan ini terletak di wilayah New Guinea, tetapi hutan Papua jauh lebih beragam secara biologis.

Hutan hujan Papua adalah rumah bagi sekitar 5.000 spesies tumbuhan dan hewan, menjadikannya salah satu hutan tropis paling beragam secara biologis di dunia. Di hutan ini terdapat beberapa spesies kanguru pohon yang endemik di kawasan tersebut, antara lain kanguru pohon wondiwoi yang hanya terdapat di pegunungan Wondiwoi.

Pegunungan Wondiwoi terletak di timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat. Terletak di antara perbatasan Kabupaten Nabire Provinsi Papua dan Kabupaten Kaimana serta Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat. Pegunungan Wondiwoi membentang dari utara tanjung ayomi hingga selatan dataran tinggi Kabupaten Teluk Wondama, sebelah selatan berbatasan dengan dataran ure dan sebelah timur berbatasan dengan teluk umar. sisi laut barat, utara maupun timur adalah Kawasan taman nasional teluk Cendrawasih.

Masyarakat Lokal di Hutan Ramiki Gunung Wondiwoi, Foto Eky Sawaki

Kanguru Pohon Wondiwoi adalah kanguru berukuran sedang, sebagian besar herbivora, sebagian besar hidup di pohon, dan sedikit arboreal yang endemik di hutan hujan Papua di Indonesia. Ini adalah satu-satunya spesies dalam genusnya, satu-satunya anggota subfamili Papuangoareinae, dan satu-satunya anggota keluarga Papuanackerniidae. Kanguru pohon Papua adalah bagian dari ekosistem spesialis Papua yang terancam punah, yang ditemukan di hutan hujan Papua. Artinya, hutan ini sangat langka dan berharga, karena mengandung sejumlah kecil spesies yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Jalur paling dekat menuju Pegunungan Wondiwoi adalah dari Kabupaten Manokwari atau Kabupaten Nabire ke Kabupaten Teluk Wondama menggunakan transportasi Laut, darat maupun Udara. untuk sampai di Wasior Kabupaten Teluk Wondama sangatlah mudah, beberapa layanan kapal feri terjadwal, anda bisa mengunjungi pemandu anda untuk megatur perjalanan anda.

Hutan Ramki di Gunung Wondiwoi, Foto Eky Sawaki

Pegunungan Wondiwoi adalah rumah bagi beberapa satwa hutan tropis paling menarik dan indah di dunia. Hutan ini adalah bagian dari hutan hujan Papua, dan juga disebut “Dunia yang Hilang dari Hutan Hujan Papua.” Hutan hujan Papua juga dikenal karena keanekaragaman hayatinya dan memiliki rentang ekosistem yang luas dari hutan tropis lembab hingga hutan awan Hutan yang terkenal dengan banyaknya spesies pohon dan tumbuhan tropis yang tumbuh di sana, termasuk sekitar 5.000 spesies tumbuhan dan 1.000 spesies hewan, menjadikan hutan hujan Papua sebagai salah satu hutan tropis dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia.


Cara menjangkau Untuk sampai di Pegunungan Wondiwoi, terbang ke kota Manokwari, Tersedia penerbangan reguler ke Manokwari dari Jakarta, Bali, Makassar atau kota-kota lain di indonesia.

Peta Jalur Penerbangan Pesawat dari Jakarta, Denpasar, Makasar ke Manokwari

Dari Pelabuhan Angrem  Manokwari bisa berangkat dengan Kapal Expres Bahari, KM. Margaret, KM. Napan Wainami, Pesawat Susi Air Ke Kota Wasior. Di wasior ada banyak penginapan sehingga anda tidak perlu khawatir. Di Wasior di tempat penginapan anda sudah dapat menjangkau langsung pegunungan wondiwoi.

Jalur Kapal Laut Dari Manokwari Ke Roon dan Wasior

Jika anda berencana melakukan perjalanan ke pegunungan Wondiwoi dan membutuhkan pemandu, silahkan menghubungi kami di +6281248931154




Kanguru Pohon Wondiwoi : Spesies yang Benar-Benar Unik dan Langkah

Vogelkop Wondiwoi Tree Kangaroo, Eky Sawaki Photo

Kanguru pohon Wondiwoi adalah salah satu hewan paling sulit ditemukan di Bumi. Hanya ditemukan di Pegunungan Wondiwoi di Papua Barat, spesies langka ini sempat dianggap punah hingga ditemukan kembali pada awal abad ke-21. Sejak saat itu, tidak semua orang melihat kanguru pohon Wondiwoi di alam bebas. Jika Anda cukup beruntung untuk menemukannya, Anda akan dihadiahi pengalaman sekali seumur hidup. Namun untuk mencapai Pegunungan Wondiwoi bukanlah hal yang mudah. Pada artikel kali ini, kami akan memberikan panduan untuk merencanakan ekspedisi melihat kanguru pohon Wondiwoi. Kami akan membantu Anda memilih waktu yang tepat untuk pergi, rute terbaik untuk diambil, dan apa yang harus dikemas untuk perjalanan Anda.

Kanguru pohon Wondiwoi adalah spesies kanguru pohon yang ditemukan dalam 100 tahun terakhir. Ini juga satu-satunya spesies kanguru pohon yang ditemukan di luar Australia. Kanguru pohon Wondiwoi adalah salah satu spesies berkantung paling luar biasa di planet ini. Tidak seperti spesies kanguru lainnya, kanguru pohon bersifat arboreal (mereka hidup di pohon). Mereka menghabiskan hampir seluruh hidup mereka di pohon, memakan daun, buah, bunga, biji-bijian, getah, telur, anak burung dan kulit kayu. Karena gaya hidup arboreal mereka yang ekstrim, mereka telah mengembangkan sejumlah adaptasi yang menarik – termasuk tangan dan kaki yang sangat besar, mata besar, dan diet khusus.

Kanguru pohon sangat langka, dan spesies Wondiwoi bahkan lebih langka lagi. Penampakan hewan yang sulit ditangkap ini sangat langka, dan sangat sulit untuk menemukannya di alam liar. Anda pasti ingin melakukan yang terbaik untuk memilih waktu yang ideal untuk ekspedisi Anda, sehingga Anda bisa mendapatkan kesempatan terbaik untuk melihat kanguru pohon Wondiwoi di alam liar. Bulan-bulan terbaik untuk mencari kanguru pohon adalah pada musim semi dan musim gugur (antara Mei - Oktober). Selama bulan-bulan ini, cuacanya hangat dan kanguru pohon paling aktif. Jika Anda pergi di musim semi, Anda juga akan melihat banyak bunga liar bermekaran. Pada musim gugur, Anda akan melihat banyak satwa liar lainnya di area tersebut, termasuk babi hutan dan kasuari yang mencari makan di hutan.

Forest flowers and giant bananas, Eky Sawaki Photo

Pastikan Anda memilih jenis ekspedisi yang tepat untuk perjalanan Anda ke Pegunungan Wondiwoi. Jika Anda akan melakukan trekking melalui pegunungan, Anda pasti ingin memastikan bahwa Anda membawa perlengkapan yang tepat. Anda pasti ingin memastikan untuk mengemas banyak air dan makanan, serta kotak P3K. Anda juga sebaiknya membawa banyak obat nyamuk untuk mencegah banyak nyamuk dan serangga lain yang hidup di hutan. Jika Anda berencana melakukan perjalanan perahu di sepanjang pantai, Anda sebaiknya membawa beberapa perbekalan tambahan untuk berjaga-jaga. Ini termasuk jaket pelampung, kotak P3K, radio, dan banyak air minum. Anda juga ingin memastikan bahwa Anda memiliki identifikasi yang benar dengan Anda setiap saat. Memiliki paspor dan visa akan membuat perjalanan jauh lebih mudah. Pastikan untuk memeriksa saran perjalanan pemerintah maupun masyarakat lokal untuk Pegunungan Wondiwoi sebelum Anda pergi. Mereka mungkin memiliki informasi tentang tindakan pencegahan keselamatan khusus yang perlu Anda lakukan.

Kanguru pohon Wondiwoi adalah salah satu spesies paling menarik. Mereka juga salah satu yang paling langka, dengan hanya segelintir orang yang pernah melihatnya di alam liar. Jika Anda ingin melihatnya, Anda harus bersiap untuk ekspedisi yang panjang. Anda pasti ingin memilih waktu terbaik dalam setahun untuk pergi dan memilih rute yang tepat untuk perjalanan Anda. Kemudian Anda bisa bersiap-siap untuk petualangan sekali seumur hidup.


Cara menjangkau Untuk sampai di Pegunungan Wondiwoi, terbang ke kota Manokwari, Tersedia penerbangan reguler ke Manokwari dari Jakarta, Bali, Makassar atau kota-kota lain di indonesia.

Peta Jalur Penerbangan Pesawat dari Jakarta, Denpasar, Makasar ke Manokwari

Dari Pelabuhan Angrem  Manokwari bisa berangkat dengan Kapal Expres Bahari, KM. Margaret, KM. Napan Wainami, Pesawat Susi Air Ke Kota Wasior. 

Jalur Kapal Laut Dari Manokwari Ke Roon dan Wasior

Di wasior ada banyak penginapan sehingga anda tidak perlu khawatir. Di Wasior di tempat penginapan anda sudah dapat melihat pegunungan wondiwoi yang menjulang tingg dan membentang dari utara ke selatan bagaikan raksasa yang sedang tidur.
Tenpat strategis untuk trekking menjangkau langsung pegunungan wondiwoi dan sampai pada lokasi penemuan Kangguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus Mayri), Kanguru Pohon Nemena (Dendrolagus Ursinus) dan Kanguru Pohon Beruban (Dendrolagus Inustus) adalah memlalui kampung Ramiki di Wasior. Selain Spesies yang ada, terdapat 2 species lain juga yang belum terdeteksi

Jika anda berencana melakukan perjalanan ke pegunungan Wondiwoi dan membutuhkan pemandu, silahkan menghubungi kami di +6281248931154